INILAH.COM,
Jakarta-- Apa hobi orang kaya Indonesia? Betul, salah satunya
berbelanja. Mereka tak cuma gemar berbelanja di mal, tapi juga belanja
properti.
Hebatnya, yang dibeli bukan hanya properti di dalam negeri, tapi juga properti di luar negeri. Mereka berbondong-bondong memborong properti di Singapura dan Australia.
Simak saja data yang dilansir Urban Redevelopment Authority (URA), atau badan perencanaan penggunaan lahan dan pemberi otoritas konservasi di Singapura. Menurut data URA yang dilansir beberapa waktu lalu, ada lebih 1.700 orang kaya Indonesia sebagai pemilik properti di Singapura. Jumlah ini kurang lebih 18% dari total kepemilikan properti di Singapura oleh warga negara asing, yang mencapai 9.300 unit residensial.
Kenyataan ini tak berbeda jauh dengan hasil survei iProperty Asia Market. Hasil survei menempatkan orang kaya Indonesia menjadi pemburu properti ketiga terbesar Singapura. Peringkat pertama adalah Malaysia (27%), disusul China (20%), baru kemudian Indonesia (17%) dan India (12%).
Ada beragam properti yang dibeli orang kaya Indonesia di Singapura. Mulai dari town house hingga apartemen dan kondominium. Harga properti yang dibeli orang kaya Indonesia, berkisar antara 1,5 juta dolar Singapura (Sing$) sampai Sing$ 5 juta. Kalau dirupiahkan, kurang lebih Rp 11,4 miliar sampai Rp 38 miliar, dengan kurs Sing$ 1 setara Rp 7.600.
Kisaran harga ini semakin menggambarkan bahwa memang hanya para orang kaya di Indonesia saja yang bisa membeli properti di Singapura. Bagi mereka, harga yang selangit itu sepertinya bukan masalah.
Maka, tidak mengherankan jika kemudian pengembang besar asal Singapura, Far East Organization, merasa perlu untuk melakukan road show menjual properti mereka kepada para orang kaya Indonesia. Hasilnya, luar biasa.
Hampir semua unit properti yang ditawarkan, dibeli para orang kaya Indonesia. Padahal harga yang ditawarkan bisa bikin geleng-geleng kepala. Bayangkan saja, satu unit apartemen yang paling murah ditawarkan Sing$ 4,9 juta atau Rp 37 miliar.
Bukan tanpa alasan kalau banyak orang kaya Indonesia memilih memiliki properti di Singapura. Selain alasan untuk investasi, tak sedikit yang datang dan tinggal untuk menempuh pendidikan atau membangun karier. Selain itu banyak juga orang Indonesia yang bepergian ke Singapura untuk urusan bisnis, berlibur bersama keluarga, atau menjalani pengobatan.
Tak hanya Singapura yang menjadi sasaran. Australia pun demikian. Menurut Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Crown International Holding Group Indonesia, Michael Ginarto, minat WNI untuk membeli properti residensial di Australia sangat tinggi.
Crown International adalah salah satu pengembang properti asal Australia yang gencar mengincar konsumen di Indonesia. Menurut Michael, rata-rata konsumen asal Indonesia membeli apartemen untuk anaknya yang bersekolah di negeri kanguru itu. Kota-kota yang menjadi pilihan diantaranya Melbourne dan Sydney.
Crown International menyasar pasar kelas atas dengan rata-rata harga properti Rp 3 miliar sampai Rp 30 miliar. Michael mengatakan investor asal Indonesia rata-rata membeli rumah atau apartemen seharga Rp 7 miliar. Nilai transaksinya pun cukup tinggi. "Mereka membayar secara tunai dan membeli lebih dari satu unit," ujarnya.
Ck…, ck…, ck…. (lat)
Hebatnya, yang dibeli bukan hanya properti di dalam negeri, tapi juga properti di luar negeri. Mereka berbondong-bondong memborong properti di Singapura dan Australia.
Simak saja data yang dilansir Urban Redevelopment Authority (URA), atau badan perencanaan penggunaan lahan dan pemberi otoritas konservasi di Singapura. Menurut data URA yang dilansir beberapa waktu lalu, ada lebih 1.700 orang kaya Indonesia sebagai pemilik properti di Singapura. Jumlah ini kurang lebih 18% dari total kepemilikan properti di Singapura oleh warga negara asing, yang mencapai 9.300 unit residensial.
Kenyataan ini tak berbeda jauh dengan hasil survei iProperty Asia Market. Hasil survei menempatkan orang kaya Indonesia menjadi pemburu properti ketiga terbesar Singapura. Peringkat pertama adalah Malaysia (27%), disusul China (20%), baru kemudian Indonesia (17%) dan India (12%).
Ada beragam properti yang dibeli orang kaya Indonesia di Singapura. Mulai dari town house hingga apartemen dan kondominium. Harga properti yang dibeli orang kaya Indonesia, berkisar antara 1,5 juta dolar Singapura (Sing$) sampai Sing$ 5 juta. Kalau dirupiahkan, kurang lebih Rp 11,4 miliar sampai Rp 38 miliar, dengan kurs Sing$ 1 setara Rp 7.600.
Kisaran harga ini semakin menggambarkan bahwa memang hanya para orang kaya di Indonesia saja yang bisa membeli properti di Singapura. Bagi mereka, harga yang selangit itu sepertinya bukan masalah.
Maka, tidak mengherankan jika kemudian pengembang besar asal Singapura, Far East Organization, merasa perlu untuk melakukan road show menjual properti mereka kepada para orang kaya Indonesia. Hasilnya, luar biasa.
Hampir semua unit properti yang ditawarkan, dibeli para orang kaya Indonesia. Padahal harga yang ditawarkan bisa bikin geleng-geleng kepala. Bayangkan saja, satu unit apartemen yang paling murah ditawarkan Sing$ 4,9 juta atau Rp 37 miliar.
Bukan tanpa alasan kalau banyak orang kaya Indonesia memilih memiliki properti di Singapura. Selain alasan untuk investasi, tak sedikit yang datang dan tinggal untuk menempuh pendidikan atau membangun karier. Selain itu banyak juga orang Indonesia yang bepergian ke Singapura untuk urusan bisnis, berlibur bersama keluarga, atau menjalani pengobatan.
Tak hanya Singapura yang menjadi sasaran. Australia pun demikian. Menurut Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Crown International Holding Group Indonesia, Michael Ginarto, minat WNI untuk membeli properti residensial di Australia sangat tinggi.
Crown International adalah salah satu pengembang properti asal Australia yang gencar mengincar konsumen di Indonesia. Menurut Michael, rata-rata konsumen asal Indonesia membeli apartemen untuk anaknya yang bersekolah di negeri kanguru itu. Kota-kota yang menjadi pilihan diantaranya Melbourne dan Sydney.
Crown International menyasar pasar kelas atas dengan rata-rata harga properti Rp 3 miliar sampai Rp 30 miliar. Michael mengatakan investor asal Indonesia rata-rata membeli rumah atau apartemen seharga Rp 7 miliar. Nilai transaksinya pun cukup tinggi. "Mereka membayar secara tunai dan membeli lebih dari satu unit," ujarnya.
Ck…, ck…, ck…. (lat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar